Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Letjen Marciano Norman membenarkan bahwa rencana aksi unjuk rasa yang akan berlangsung Senin (25/3) nanti, akan menuntut Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) turun dari jabatannya sebagai Presiden. Terkait rencana itu, petugas keamanan siap mengamankan aksi demo tersebut.
"Tanggal 25 Maret memang ada yang berencana unjuk rasa yang tuntutannya adalah menurunkan Presiden. Silakan berjalan sepanjang mampu untuk mengendalikan massa dengan baik, mereka tidak anarkis, dan tidak berbuat di luar hal kepatutan," kata Marciano di Istana Negara, Jakarta.
Marciano mengingatkan kepada mereka yang akan berunjuk rasa bahwa ada aturan untuk mengangkat atau menurunkan Presiden. Sedangkan, ia memastikan tidak ada upaya kudeta dari pasukan bersenjata. Ketika ditanya bagaimana perkiraan BIN terkait aksi pada 25 Maret, Marciano menjawab, "Analisis kami unjuk rasa tetap berjalan, tapi Insya Allah semua terkendali."
Seperti ramai diberitakan, isu penggulingan SBY merupakan laporan dari tujuh jenderal purnawirawan saat diundang SBY. Para mantan jenderal itu melaporkan bahwa adanya upaya agar pemerintahan SBY-Boediono tidak berjalan hingga di akhir masa jabatan di 2014.
Terkait isu tersebut, Wakil Ketua Komisi I DPR dari Fraksi PDI Perjuangan Tubagus Hasanuddin mengatakan, upaya penggulingan pemerintahan SBY-Boediono hanya sebatas wacana yang tidak mungkin dilaksanakan. Tubagus mengaku juga menerima informasi adanya upaya penggulingan pemerintahan. Namun, informasi itu hanya beredar di BlackBerry Messenger (BBM).
"Kudeta hanya sebatas di BB saja. Besoknya juga lupa lagi," kata Tubagus.
Tubagus berpendapat, kudeta pemerintahan hanya bisa dilakukan oleh pasukan bersenjata, yakni TNI. Jika hanya wacana di masyarakat sipil dengan gerakan demonstrasi, kata dia, sangat sulit bisa terjadi. Apalagi, pada periode kedua, Presiden SBY dipilih oleh 60 persen lebih pemilih Indonesia.
"Di internal TNI saya lihat tidak mungkin melakukan kudeta. Apalagi Panglima TNI, kemudian Kepala Staf TNI Angkatan Darat, Pangkostrad di wilayah-wilayah strategis itu dijabat orang-orang dekat SBY, mantan-mantan ajudan SBY," kata mantan Sekretaris Militer itu.
Tubagus menambahkan, informasi yang dia terima dari intelijen, tidak ada upaya penggulingan pemerintah. Menurut dia, yang ada hanya upaya membuat gaduh pemerintahan. "Isu kudeta berlebihan. Jangan terlalu didengarlah. Lagi pula, kalau mau ada kudeta, yah diam-diam," pungkasnya.
Minta Dikasihani
Senada juga disampaikan Ketua umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin. Menurut dia, pernyataan Presiden SBY terkait akan adanya upaya kudeta di Indonesia oleh sekelompok orang merupakan sebuah pernyataan yang mengada-ada.
"Ini sudah berkali-kali dilakukan. Maka saya yakin sebagian besar rakyat tidak peduli. Itu menurut ilmu psikologi itu gejala psikologi orang yang seperti ini adalah orang yang ingin dikasihani. Cenderung menciptakan psikologi ketertindasan agar orang lain kasihan" ujar Din ditemui usai meresmikan Taman Pustaka Muhammadiyah di Kompleks SD Muhammadiyah Wirobrajan 3 Yogyakarta, kemarin.
Menurut Din, pernyataan SBY tersebut tidak baik bagi seorang pemimpin. "Pemimpin sedikit-sedikit mengeluh dan menyampaikan keterancamannya, ini tidak baik," katanya menegaskan. Din, berharap jika pernyataan itu betul maka presiden dalam hal ini negara harus menghadapinya. Karena negara memiliki alat dan perangkat untuk membasminya.
"Kalau perlu tangkap mereka yang dianggap mau melakukan kudeta. Itu sudah bisa dijerat pasal hukum. Sekarang presiden berani tidak. Kalau tidak berani maka pernyataan itu hanya pepesan kosong saja," katanya menambahkan
"Tanggal 25 Maret memang ada yang berencana unjuk rasa yang tuntutannya adalah menurunkan Presiden. Silakan berjalan sepanjang mampu untuk mengendalikan massa dengan baik, mereka tidak anarkis, dan tidak berbuat di luar hal kepatutan," kata Marciano di Istana Negara, Jakarta.
Marciano mengingatkan kepada mereka yang akan berunjuk rasa bahwa ada aturan untuk mengangkat atau menurunkan Presiden. Sedangkan, ia memastikan tidak ada upaya kudeta dari pasukan bersenjata. Ketika ditanya bagaimana perkiraan BIN terkait aksi pada 25 Maret, Marciano menjawab, "Analisis kami unjuk rasa tetap berjalan, tapi Insya Allah semua terkendali."
Seperti ramai diberitakan, isu penggulingan SBY merupakan laporan dari tujuh jenderal purnawirawan saat diundang SBY. Para mantan jenderal itu melaporkan bahwa adanya upaya agar pemerintahan SBY-Boediono tidak berjalan hingga di akhir masa jabatan di 2014.
Terkait isu tersebut, Wakil Ketua Komisi I DPR dari Fraksi PDI Perjuangan Tubagus Hasanuddin mengatakan, upaya penggulingan pemerintahan SBY-Boediono hanya sebatas wacana yang tidak mungkin dilaksanakan. Tubagus mengaku juga menerima informasi adanya upaya penggulingan pemerintahan. Namun, informasi itu hanya beredar di BlackBerry Messenger (BBM).
"Kudeta hanya sebatas di BB saja. Besoknya juga lupa lagi," kata Tubagus.
Tubagus berpendapat, kudeta pemerintahan hanya bisa dilakukan oleh pasukan bersenjata, yakni TNI. Jika hanya wacana di masyarakat sipil dengan gerakan demonstrasi, kata dia, sangat sulit bisa terjadi. Apalagi, pada periode kedua, Presiden SBY dipilih oleh 60 persen lebih pemilih Indonesia.
"Di internal TNI saya lihat tidak mungkin melakukan kudeta. Apalagi Panglima TNI, kemudian Kepala Staf TNI Angkatan Darat, Pangkostrad di wilayah-wilayah strategis itu dijabat orang-orang dekat SBY, mantan-mantan ajudan SBY," kata mantan Sekretaris Militer itu.
Tubagus menambahkan, informasi yang dia terima dari intelijen, tidak ada upaya penggulingan pemerintah. Menurut dia, yang ada hanya upaya membuat gaduh pemerintahan. "Isu kudeta berlebihan. Jangan terlalu didengarlah. Lagi pula, kalau mau ada kudeta, yah diam-diam," pungkasnya.
Minta Dikasihani
Senada juga disampaikan Ketua umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin. Menurut dia, pernyataan Presiden SBY terkait akan adanya upaya kudeta di Indonesia oleh sekelompok orang merupakan sebuah pernyataan yang mengada-ada.
"Ini sudah berkali-kali dilakukan. Maka saya yakin sebagian besar rakyat tidak peduli. Itu menurut ilmu psikologi itu gejala psikologi orang yang seperti ini adalah orang yang ingin dikasihani. Cenderung menciptakan psikologi ketertindasan agar orang lain kasihan" ujar Din ditemui usai meresmikan Taman Pustaka Muhammadiyah di Kompleks SD Muhammadiyah Wirobrajan 3 Yogyakarta, kemarin.
Menurut Din, pernyataan SBY tersebut tidak baik bagi seorang pemimpin. "Pemimpin sedikit-sedikit mengeluh dan menyampaikan keterancamannya, ini tidak baik," katanya menegaskan. Din, berharap jika pernyataan itu betul maka presiden dalam hal ini negara harus menghadapinya. Karena negara memiliki alat dan perangkat untuk membasminya.
"Kalau perlu tangkap mereka yang dianggap mau melakukan kudeta. Itu sudah bisa dijerat pasal hukum. Sekarang presiden berani tidak. Kalau tidak berani maka pernyataan itu hanya pepesan kosong saja," katanya menambahkan
0 comments:
Post a Comment