Anas Urbaningrum menanggapi soal pertemuan di Cikeas beberapa jam sebelum bekas Bendahara Demokrat, MuhammadNazaruddin, kabur ke luar negeri. Dalam pertemuan yang berlangsung pada 23 Mei 2011 ini SBY dikabarkan marah besar dan dua kali menggebrak meja.
Gebrakan pertama saat Nazaruddin mengatakan Edhie Baskoro Yudhoyono alias Ibas menerima uang dari kas partai. Gebrakan kedua seusai Nazaruddin menyatakan Ani Yudhoyono menerima uang darinya sebesar 5 juta dolar AS dari kas Demokrat, pemberian dari Pertamina.
Anas tak membantah orang yang disebut Nazaruddin menerima aliran dana salah satunya adalah Ibas, Sekjen Demokrat yang juga bungsu SBY.
“Memang ada nama-nama yang mengejutkan,” kata Anas dalam perbincangan dengan salah satu stasiun televisi yang ditayangkan Rabu dini hari (27/2).
Pertemuan berlangsung pada pukul 11.00. Selain Anas, Amir Syamsuddin selaku Sekretaris Dewan Kehormatan dan beberapa petinggi Demokrat juga hadir. Nazaruddin datang ke Cikeas diantar Anas. Didesak soal kebenaran bahwa SBY marah karena Nazaruddin menyebut Ibas menerima uang, Anas enggan menjawabnya.
“Tanya ke Amir Syamsuddin saja karena beliau yang menanyakan aliran uang. Kalau hadits, rowahu (sandaran) nya itu Pak Amir Syamsuddin. Dalam rapat itu saya hanya mendengarkan,” ucap Anas.
Namun jika Amir Syamsuddin tak bersedia, Anas yang beberapa hari lalu menyatakan mundur dari kursi ketua umum Partai Demokrat mengatakan siap menjelaskan soal kemarahan SBY kaitannya dengan cerita Nazaruddin itu.
“Kalau Pak Amir Syamsuddin tak mau menjelaskan, pemain penggantinya saya,” ucap Anas.
Dalam catatan redaksi, Amir Syamsuddin yang kini Menteri Hukum dan HAM pernah membenarkan soal pertemuan ini. Menurut dia, pertemuan itu atas permintaan Nazaruddin namun SBY ingin pertemuannya dihadiri seluruh anggota Badan Kehormatan partai. Dewan Kehormatan menyetujui pertemuan itu untuk mengklarifiksi tudingan-tudingan kepada Nazaruddin yang dituduh menerima Rp 4,6 miliar dari PT Duta Graha Indah sebagai suap memuluskan proyek pembangunan Wisma Atlet di Jakabaring, Palembang, Sumatera Selatan.
Amir Syamsuddin membantah dalam pertemuan yang dihadiri lima anggota Dewan Kehormatan dan seorang panitera itu SBY menggebrak meja. Dia menegaskan Nazaruddin tidak mengatakan Ani maupun Ibas Yudhoyono menerima suap Wisma Atlet. Alasan kemarahan SBY karena Nazaruddin tak bersedia mundur dari jabatannya di Demokrat seperti janjinya.
Apakah Anas akan membongkar borok Ibas? Dia menjawab tak punya niat melakukan hal itu.
“Saya tidak dalam posisi mendoakan apalagi mendorong-dorong orang celaka,” pungkas Anas.
Gebrakan pertama saat Nazaruddin mengatakan Edhie Baskoro Yudhoyono alias Ibas menerima uang dari kas partai. Gebrakan kedua seusai Nazaruddin menyatakan Ani Yudhoyono menerima uang darinya sebesar 5 juta dolar AS dari kas Demokrat, pemberian dari Pertamina.
Anas tak membantah orang yang disebut Nazaruddin menerima aliran dana salah satunya adalah Ibas, Sekjen Demokrat yang juga bungsu SBY.
“Memang ada nama-nama yang mengejutkan,” kata Anas dalam perbincangan dengan salah satu stasiun televisi yang ditayangkan Rabu dini hari (27/2).
Pertemuan berlangsung pada pukul 11.00. Selain Anas, Amir Syamsuddin selaku Sekretaris Dewan Kehormatan dan beberapa petinggi Demokrat juga hadir. Nazaruddin datang ke Cikeas diantar Anas. Didesak soal kebenaran bahwa SBY marah karena Nazaruddin menyebut Ibas menerima uang, Anas enggan menjawabnya.
“Tanya ke Amir Syamsuddin saja karena beliau yang menanyakan aliran uang. Kalau hadits, rowahu (sandaran) nya itu Pak Amir Syamsuddin. Dalam rapat itu saya hanya mendengarkan,” ucap Anas.
Namun jika Amir Syamsuddin tak bersedia, Anas yang beberapa hari lalu menyatakan mundur dari kursi ketua umum Partai Demokrat mengatakan siap menjelaskan soal kemarahan SBY kaitannya dengan cerita Nazaruddin itu.
“Kalau Pak Amir Syamsuddin tak mau menjelaskan, pemain penggantinya saya,” ucap Anas.
Dalam catatan redaksi, Amir Syamsuddin yang kini Menteri Hukum dan HAM pernah membenarkan soal pertemuan ini. Menurut dia, pertemuan itu atas permintaan Nazaruddin namun SBY ingin pertemuannya dihadiri seluruh anggota Badan Kehormatan partai. Dewan Kehormatan menyetujui pertemuan itu untuk mengklarifiksi tudingan-tudingan kepada Nazaruddin yang dituduh menerima Rp 4,6 miliar dari PT Duta Graha Indah sebagai suap memuluskan proyek pembangunan Wisma Atlet di Jakabaring, Palembang, Sumatera Selatan.
Amir Syamsuddin membantah dalam pertemuan yang dihadiri lima anggota Dewan Kehormatan dan seorang panitera itu SBY menggebrak meja. Dia menegaskan Nazaruddin tidak mengatakan Ani maupun Ibas Yudhoyono menerima suap Wisma Atlet. Alasan kemarahan SBY karena Nazaruddin tak bersedia mundur dari jabatannya di Demokrat seperti janjinya.
Apakah Anas akan membongkar borok Ibas? Dia menjawab tak punya niat melakukan hal itu.
“Saya tidak dalam posisi mendoakan apalagi mendorong-dorong orang celaka,” pungkas Anas.
0 comments:
Post a Comment