Home » » Pembuka Kotak Pandora itu Bernama Nazaruddin

Pembuka Kotak Pandora itu Bernama Nazaruddin

KPK akan kembali menjadi payung penegakan hukum yang paling ditakuti dalam memberantas korupsi, DPR RI akan menjadi lembaga yang bisa dipercaya, serta partai politik tak melulu berorientasi pada uang dan bersih dari kader-kader kotor.

JAKARTA - Dalam mitologi Yunani, ada kisah tentang Pandora, patung perempuan yang diberi kehidupan oleh Zeus. Kepada Pandora, Zeus juga menitipkan sebuah kotak rahasia—yang selanjutnya disebut kotak Pandora—yang tak boleh dibuka olehnya. Namun, sekian lama terdorong rasa penasaran, Pandora akhirnya membuka kotak tersebut. Ketika dibuka, keluar segala macam keburukan, kesedihan dan keputusasaan. Sejak saat itu, bumi mengenal kata kesengsaraan dan kriminalitas.

Kotak Pandora adalah metafora yang cocok untuk menganalogikan tas milik Muhammad Nazaruddin—mantan Bendahara Umum Partai Demokrat, tersangka kasus suap wisma atlet SEA Games. Tas tersebut dibawa Nazaruddin saat ditangkap Interpol di Kolombia. Diduga, tas tersebut berisi data—berupa dokumen, kepingan CD dan flashdisk—yang dipamer-pamerkan Nazaruddin dalam tayangan wawancara via Skype dengan Metro TV.

Siapa orang yang memegang tas milik Nazaruddin masih sumir. Saat penangkapan, tas Nazaruddin sudah disegel oleh Duta Besar RI untuk Kolombia, Michael Manufandu. Michael mengklaim, Nazaruddin berinisiatif menitipkan tasnya kepadanya. Pihak kedutaan besar langsung menyegel tas tersebut dan memastikan siapaun tidak boleh membuka atau mengetahui isinya.

Kabarnya, tim penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)—yang ikut dalam tim gabungan penjemput Nazaruddin—telah mengamankan tas hitam milik Nazaruddin. Hal ini disampaikan pimpinan KPK, Bibit Samad Rianto saat konfrensi pers di kantor KPK, Jumat (12/8). Namun, Bibit tampak enggan membeberkan isi tas tersebut. “Kami belum dilapori isi tasnya. Tasnya sudah dibuka di depan penyidik KPK. Kemudian difoto dan disegel, lalu dibawa pulang,” ujarnya.

Bibit menambahkan, dokumen bisa jadi akan berguna dalam penyidikan KPK nantinya, mengingat Nazaruddin kerap mendengung-dengungkan nama yang juga harus bertanggung jawab atas masalah yang menimpa dirinya. “Semuanya akan kami usut. Saat ini kami tengah menangani kasus korupsi wisma atlet serta Bukit Hambalang Bogor,” imbuhnya.

Dan dalam hitungan jam, Sabtu (13/8) siang, Nazaruddin yang sedang dalam perjalanan dari Kolombia akan menginjakkan kaki di Indonesia. Bak cerita sinetron yang mudah ditebak—kisah Nazaruddin akan memasuki babak baru. Untuk DPR, tak hanya Angelina Sondakh, Mirwan Amir dan I Wayan Koster yang menjadi korban, Badan Anggaran DPR dan lintas fraksi pun bisa kena imbasnya. Pun dengan Partai Demokrat. Anas Urbaningrum dan Benny K. Harman diprediksi akan bolak-balik ke kantor KPK untuk diperiksa.

Nazaruddin dituntut untuk membuktikan kebenaran ucapan yang dia lontarkan selama ini. Jika tidak diusik oleh pihak yang berkepentingan dan isinya masih utuh, maka tas milik Nazaruddin tersebut akan menguak seluruh borok yang ada di DPR dan Partai Demokrat—layaknya kotak milik Pandora yang mengeluarkan keburukan, kesedihan dan keputusasaan.

Namun, ada yang belum tuntas dari kisah Pandora. Di dalam kotak miliknya yang telah dibuka, terdapat satu benda lain. Benda itu kecil bentuknya. Benda itu bernama ‘harapan’. Benda ini yang digunakan manusia di bumi untuk terus bertahan dari segala macam keburukan, kesedihan dan keputusasaan.

Dan semoga kotak Pandora milik Nazaruddin akan memberikan harapan—meski publik harus bersabar dan menunggu lama. KPK akan kembali menjadi payung penegakan hukum yang paling ditakuti dalam memberantas korupsi, DPR akan menjadi lembaga yang bisa dipercaya, serta partai politik tak melulu berorientasi pada uang dan bersih dari kader-kader kotor. Kotak Pandora itu ada pada Nazaruddin.

0 comments:

Post a Comment