Home » » Jalan Terjal dan Berliku Menuju Perdamaian

Jalan Terjal dan Berliku Menuju Perdamaian

Utusan PBB untuk Afghanistan, Jan Kubis pada hari Rabu (27/3) menyerukan Taliban untuk bergabung dalam proses perdamaian di tengah persiapan pasukan tempur NATO untuk meninggalkan negara itu pada akhir tahun depan.
 
Pemilihan presiden tahun depan dan penarikan NATO, ketika Presiden Hamid Karzai akan mundur setelah 13 tahun berkuasa, telah memberikan urgensi untuk mencari penyelesaian yang dinegosiasikan guna mengakhiri dekade panjang konflik Afghanistan.
 
Pada saat pasukan NATO ditarik, polisi Afghanistan dan tentara akan mengambil tanggung jawab untuk keamanan.
 
Taliban secara terbuka menolak untuk mengadakan pembicaraan langsung dengan Kabul, karena menganggapnya sebagai boneka Amerika Serikat.
 
Jan Kubis mengatakan kepada kelompok militan agar mempertimbangkan bahwa tidak akan ada pasukan tempur asing pada akhir tahun depan di Afghanistan. Ia mendesak Taliban untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk ikut menciptakan perdamaian jangka panjang di negara mereka.
 
Meskipun menuding pemerintah Kabul sebagai boneka Washington, namun Taliban telah beberapa kali terlibat perundingan rahasia dengan AS di Qatar. Milisi memutuskan kontak tentatif dengan AS pada Maret 2012 setelah kegagalan upaya untuk menegosiasikan pertukaran tahanan sebagai parameter membangun kepercayaan.
 
Setelah sempat menolak keras, sekarang Presiden Karzai mendukung langkah yang memungkinkan Taliban membuka kantor untuk perundingan perdamaian di Doha. Kabul berharap dapat memantau dari dekat gerak gerik Taliban dan Washington yang bermain di luar kerangka proses perdamaian Afghanistan.
 
Pemerintah Kabul tidak ingin terjadi kesepakatan diam-diam antara Barat dan Taliban, yang nantinya akan mempengaruhi perkembangan mendatang Afghanistan untuk kepentingan mereka.
 
Pada hari Ahad, juru bicara Kementerian Luar Negeri Afghanistan Janan Mosazai mengatakan, Karzai akan pergi ke Doha untuk mengadakan pertemuan dengan para pejabat Qatar mengenai pembicaraan damai dengan Taliban. Dia menambahkan, kantor penghubung harus digunakan hanya sebagai tempat untuk pembicaraan antara pemerintah Kabul dan Taliban. Kantor itu tidak boleh digunakan untuk tujuan lain.
 
Kekhawatiran lain pemerintah Kabul terkait nasib perundingan damai di negara itu adalah pengaruh Pakistan terhadap proses perdamaian Afghanistan. Islamabad dinilai tengah berusaha untuk menyudutkan pemerintahan Karzai dalam proses perundingan dengan Taliban.
 
Pakistan berusaha mendorong Taliban untuk berunding dengan kelompok-kelompok lain seperti oposisi pemerintah sehingga bisa merusak prestasi-prestasi Karzai. (IRIB Indonesia/RM/NA)

0 comments:

Post a Comment