Model Pembelajaran Melanjutkan Cerita merupakan salah satu sub bagian dari Model Pembelajaran Berbicara pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Sub bagian yang lain dari model pembelajaran Berbicara yaitu : Ulang Ucap, Lihat Ucapkan, Memerikan, Menjawab Pertanyaan, Bertanya, Reka Cerita Gambar, Menceritakan Kembali, Bercerita, Parafrase, Bermain Peran.
Model pembelajaran Melanjutkan Cerita merupakan pembelajaran dalam rangka melatih siswa dalam berbicara dan bercerita dengan cara melanjutkan sepenggal cerita yang belum selesai. Sengaja cerita tidak diselesaikan guru, agar siswa sendiri yang melanjutkannya.
Salah satu contoh langkah-langkah pembelajarannya, sebagai berikut :
Model pembelajaran Melanjutkan Cerita merupakan pembelajaran dalam rangka melatih siswa dalam berbicara dan bercerita dengan cara melanjutkan sepenggal cerita yang belum selesai. Sengaja cerita tidak diselesaikan guru, agar siswa sendiri yang melanjutkannya.
Salah satu contoh langkah-langkah pembelajarannya, sebagai berikut :
- Guru menjelaskan tujuan pembelajaran/KD.
- Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok beranggotakan 3-4 siswa.
- Guru bercerita sementara siswa menyimak dengan seksama.
- Guru menghentikan ceritanya (jeda) lalu menunjuk salah seorang siswa dalam satu kelompok untuk melanjutkan cerita guru tersebut dalam satu kalimat.
- Guru menunjuk salah seorang siswa dari kelompok lain untuk meneruskan cerita dari kelompok pertama.
- Demikian seterusnya sampai seluruh kelompok mendapat giliran.
- Jika waktu masih tersisa guru dapat menambah satu topik cerita yang lain.
- Evaluasi. Penilaian difokuskan pada penyusunan kalimat yang benar dan relevan dengan inti cerita.
Kesimpulan.
Kemampuan membuat desain pembelajaran merupakan fokus kompetensi yang harus Bapak/Ibu kuasai sebagai seorang guru. Alasannya, kemampuan mendesain pembelajaran sangat berkaitan langsung dengan pelaksanaan tugas Bapak/Ibu di lapangan sebagai pemegang kendali proses pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas.
Kemampuan membuat desain pembelajaran merupakan fokus kompetensi yang harus Bapak/Ibu kuasai sebagai seorang guru. Alasannya, kemampuan mendesain pembelajaran sangat berkaitan langsung dengan pelaksanaan tugas Bapak/Ibu di lapangan sebagai pemegang kendali proses pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas.
Tidak ada metode pembelajaran Berbicara yang sempurna maka Guru dituntut untuk mampu memilah dan memilih serta menentukan media dan metode yang paling relevan dengan tujuan dan situasi yang dihadapinya di kelas.
Demikianlah, mudah-mudahan postingan ini dapat menambah khasanah pembelajaran bahasa Indonesia kita sehingga pembelajaran bahasa Indonesia yang akan dirancang Bapak/Ibu Guru dapat lebih bervariatif, lebih bermakna, menantang sekaligus menyenangkan.
Majulah Pendidikan di Indonesia!
0 comments:
Post a Comment