Entah bagaimana asal muasal kopi ini disebut Kopi Ateng yang pasti menurut beberapa sumber disebut Kopi Ateng karena pohon kopinya tumbuh pendek-pendek.
Pohon kopi ateng ini adalah Kopi jenis arabika yang diposisikan sebagai pengganti kopi jenis robusta
yang sudah lebih dulu berkembang di Sumut.
Disebut kopi Ateng karena pohonnya pendek dan berbuah lebat pada
tiap rantingnya serta pertumbuhannya yang cepat. Kopi jenis arabika ini
oleh masyarakat Tapanuli juga disebut kopi “Sigarar hutang” yang
berarti kopi yang dapat membayar hutang bagi petani yang menanamnya.
Menurut beberapa sumber menanam kopi ateng akan menjanjikan hasil yang lebih baik
jika dibandingkan dengan kopi yang selama ini dibudidayakan oleh para petani. Hal yang luar biasa lagi adalah kopi arabika atau kopi ateng sudah bisa berbuah
pada usia yang relatif singkat yakni dua tahun untuk diolah menjadi kopi bubuk.
Memang kopi ateng atau Kopi Arabika memiliki berbagai kelebihan sehingga benar adanya jika kemudian
kopi arabica atau kopi ateng disebut bisa membayar hutang, karena cepat berbuah dan nilai jualnya juga lebih tinggi dibanding kopi jenis Robusta atau kopi yang lain.
Menurut beberapa sumber lagi harga kopi Ateng berkisar antara Rp. 28.000 - Rp38.000 per kilogram
0 comments:
Post a Comment