Setelah dalam dua hari ini memanggil para purnawirawan jenderal, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memanggil ketua Pengurus Besar Nadhlatul Ulama (NU) dan 12 ketua ormas Islam di Indonesia.
Pertemuan tersebut dijadwalkan berlangsung di Istana Negara, Jakarta, Kamis (14/3), pukul 16.00 sore ini.
Sebelumnya presiden bertemu dengan Prabowo Subianto dan tujuh purnawirawan jenderal dan membahas isu-isu ekonomi hingga politik. Tak hanya itu, dalam pertemuan diakui para pihak yang diundang ada pembicaraan menyinggung Pemilu 2014 dan presiden meminta agar berbagai pihak menjaga kondisi kondusif.
Tiga belas ormas berbasis Islam kemarin mengukuhkan pembentukan Lembaga Persahabatan Ormas Islam (LPOI). Ketiga belas ormas yang dikomandani Nahdlatul Ulama (NU) itu menegaskan bahwa keputusan mereka berhimpun dalam satu forum bukan untuk agenda politik tertentu.
’’(Ini) dibentuk bukan untuk menghadapi siapa-siapa, bukan pula untuk memusuhi siapa-siapa. LPOI juga tidak memiliki kepentingan politik apa pun," kata Said Aqil setelah pengukuhan LPOI di kantor PB NU, Jl. Kramat Raya, Jakarta, kemarin. Di lembaga persahabatan itu, Said didapuk sebagai ketua. Rencananya, posisi pimpinan itu digilir untuk masing-masing ormas.
Menurut Said, keberadaan forum persahabatan itu merupakan momentum yang sangat baik. Umat Islam dari berbagai kelompok bisa berada dalam satu wadah. ’’Jadi lebih banyak secara jumlah, akur, tidak ada rasa saling curiga, dan bisa selalu berusaha saling memahami," paparnya.
Said pun lantas memaparkan alasan NU menyambut dengan sangat baik pembentukan LPOI. Itu terkait dengan cita-cita pendiri NU K.H. Hasyim Asyarie, yaitu terbentuknya ukhuwah islamiah (persaudaraan sesama muslim). ’’Tapi, tidak cukup hanya di situ, tidak hanya persatuan umat Islam, nanti jadi tertutup atau eksklusif," ucapnya.
Menurut Said, Hasyim Asyarie juga berpesan agar ukhuwah islamiah itu dibarengi dengan ukhuwah wathaniyah (persaudaraan dalam bangsa). ’’Islamiah maupun wathaniyah harus paralel, tidak tertutup, tapi juga tidak sekuler atau abangan," ungkap peraih doktor dari Universitas Ummul Quro, Makkah, itu.
Karena itu pula, lanjut Said, LPOI yang resmi dikukuhkan pada 1 Juni (Hari Kesaktian Pancasila) tersebut telah berkomitmen menjadi kekuatan yang memperkuat komitmen penjaga semangat kebangsaan. Dia menyatakan, semua ormas yang tergabung dalam LPOI telah satu napas tentang komitmen terhadap empat pilar bangsa Indonesia. Yaitu Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika. ’’Kalau dua (ukhuwah) ini sudah mapan, kami persembahkan kepada dunia ukhuwah yang ketiga, yaitu insaniyah," ujarnya.
Ketiga belas ormas yang bergabung ke dalam LPOI itu adalah NU, Persis, Al Irsyad Al Islamiyah, Al Ittihadiyah, Mathlaul Anwar, Arrabithah Al Alawiyah, Al Wasliyah, Adz Dzikra, Ayariat Islam Indonesia, PITI, Ikadi, Perti, dan Dewan Dakwah Islamiyah. Sebagian besar ormas itu sebelumnya sempat bersama-sama bertemu dengan Presiden SBY beberapa waktu lalu.
Lantas, mengapa Muhammadiyah tidak ikut bergabung? Padahal Muhammadiyah memiliki massa besar karena merupakan ormas Islam terbesar kedua setelah NU. Atas pertanyaan itu, Said tidak menanggapi panjang-lebar. ’’Kalau soal itu, jangan tanya kami, tanya mereka," ungkapnya.
0 comments:
Post a Comment