Warga Solo, Jawa Tengah, digegerkan dengan penemuan bungker di kompleks
Balai Kota. Bungker itu berada tepat di bekas bangunan gedung Dharma
Wanita, sekitar 30 meter dari bangunan kantor Walikota Solo.
Menurut Kepala Bidang Pelestarian Benda Cagar Budaya, Dinas Tata Kota Solo, Mufti Rahardjo, bungker itu bisa dipastikan dari dua sumber, primer dan sekunder.
"Sumber primer berasal dari testimoni orang-orang tua. Sedangkan sumber sekunder dari naskah-naskah peninggalan Belanda yang menguatkan keberadaan bungker," kata Mufti di Solo, Rabu 8 Agustus 2012.
Meski telah menemukan lokasi bungker dan mendapat keterangan sejumlah sumber, hingga kini belum diketahui berapa luas bungker tersebut. Namun, Mufti yakin bangunan bungker itu sangat luas. "Karena dulunya Balaikota itu pusat kegiatan Belanda. Bisa jadi bungker itu untuk persembunyian, pertahanan atau fungsi-fungsi lain," tuturnya.
Untuk memastikannya, Mufti mengaku telah melakukan studi internal yang melibatkan semua jajaran SKPD. "Besok kita akan koordinasi dengan Balai Arkeologi dan BP3 Jawa Tengah untuk melakukan ekskavasi," ucap dia.
Dalam proses ekskavasi besok, lanjut dia, pihak BP3 Jawa Tengah akan membawa petugas khusus. "Penggalian akan dimulai besok sekitar pukul 09.00 WIB," ujarnya.
Sebelumnya, bungker peninggalan Belanda juga pernah ditemukan di Kampoeng Batik Laweyan, Solo. Namun, belum juga diketahui fungsi bungker tersebut. Bungker tersebut ditemukan di kawasan permukiman warga dan kondisinya masih tertutup.
Menurut Kepala Bidang Pelestarian Benda Cagar Budaya, Dinas Tata Kota Solo, Mufti Rahardjo, bungker itu bisa dipastikan dari dua sumber, primer dan sekunder.
"Sumber primer berasal dari testimoni orang-orang tua. Sedangkan sumber sekunder dari naskah-naskah peninggalan Belanda yang menguatkan keberadaan bungker," kata Mufti di Solo, Rabu 8 Agustus 2012.
Meski telah menemukan lokasi bungker dan mendapat keterangan sejumlah sumber, hingga kini belum diketahui berapa luas bungker tersebut. Namun, Mufti yakin bangunan bungker itu sangat luas. "Karena dulunya Balaikota itu pusat kegiatan Belanda. Bisa jadi bungker itu untuk persembunyian, pertahanan atau fungsi-fungsi lain," tuturnya.
Untuk memastikannya, Mufti mengaku telah melakukan studi internal yang melibatkan semua jajaran SKPD. "Besok kita akan koordinasi dengan Balai Arkeologi dan BP3 Jawa Tengah untuk melakukan ekskavasi," ucap dia.
Dalam proses ekskavasi besok, lanjut dia, pihak BP3 Jawa Tengah akan membawa petugas khusus. "Penggalian akan dimulai besok sekitar pukul 09.00 WIB," ujarnya.
Sebelumnya, bungker peninggalan Belanda juga pernah ditemukan di Kampoeng Batik Laweyan, Solo. Namun, belum juga diketahui fungsi bungker tersebut. Bungker tersebut ditemukan di kawasan permukiman warga dan kondisinya masih tertutup.
0 comments:
Post a Comment