HALUNISASI, mendongeng, mimpi, bohong, mengarang cerita dan berbagai tuduhan lainnya dilontarkan Anas Urbaningrum beserta segenap petinggi dan kader Partai Demokrat, manakala Nazaruddin, mantan Bendahara Partai Demokrat menyebut sejumlah nama yang terlibat dalam kasus Hambalang.
‘’Masa cerita halunisasi ditanggapi. Sudahlah, KPK gak usah repot-repot urusin Hambalang itu semua cerita bohong,’’ kira-kira begitulah Anas Urbaningrum menampik pertanyaan yang dilontakan wartawan kepada dirinya sekitar tuduhan keterlibatannya dalam kasus Hambalang.
Tidak hanya Anas. Hampir seluruh petinggi dan kader Demokrat menyatakan hal yang sama. Nazaruddin pembohong dan pengarang cerita fiktif.
Namun hasilnya kini semua yang diungkapkan Nazaruddin benar adanya. Sudah tiga petinggi Demokrat yang terseret yakni Angelina Sondakh, Andi Mallarangeng dan kini Ketua Umum-nya, Anas Urbaningrum sudah jadi tersangka.
Melihat data-data tersebut dan sekiranya KPK mau dan berai bertindak lebih tegas lagi, tidak tertutup kemungkinan akan banyak lagi tersangka-tersangka lain dalam kasus Hambalang. Dan KPK harus membuktikan omongannya, bahwa mengungkap kasus Hambalang ibarat anak tangga diawali dari tangga paling bawah dan seterusnya menggapai tangga teratas.
Tapi yang menarik lagi dalam kasus megaproyek Hambalang adalah sikap Anas Urbaningrum yang dalam omongannya, tidak beda dengan Nazaruddin saat pertama kali diringkus terus bernyanyi menyebut sejumlah nama yang terlibat dan mengaku akan membongkar tuntas kasus yang melilit dirinya.
Kini, nada yang sama juga dilontarkan Anas Urbaningrum. Anas mengaku akan mengungkap keterlibatan Ani Yudhoyono (istri SBY) dan Sekjen Partai Demokrat, Ibas dalam berbagai kasus serta kasus Bank Century dan pemalsuan surat suara pilpres yang memenangkan SBY melalui IT KPU.
Sejumlah tokoh dan pemanggku negeri ni sudah mendatangi Anas ke kediamannya. Katanya, mereka ingin memberi support dan semangat kepada Anas untuk lebih berani lagi mengungkap tabir sejumlah kasus yang terjadi di negeri ini.
Namun atas omongan dan rencana Anas tersebut, lagi-lagi para petinggi Demokrat menuduh Anas seperti menuduh Nazaruddin yakni berhalunisasi, ngarang, galau, bohong dan sebagainya. Apa yang dituduhkan Anas dulu kepada Nazaruddin, kini dituduhkan mantan rekan-rekannya satu partai kepada dia.
Menarik lagi adalah kalimat Ruhut yang mengatakan Anas tidak mengerti kasus Bank Century sehingga tidak perlu ditanggapi. Kalimat ini persis sama dengan kalimat yang dilontarkan kepada Nazaruddin.
Tapi hasilnya sekarang kita sama-sama menyaksikan semua yang diomongkan Nazaruddin benar adanya. Nama-nama yang disebut-sebut, terbukti terlibat.
Demikian halnya dengan apa yang diungkapkan Anas, masyarakat menunggu keberanian dan konsistensi Anas dalam bersikap. Kalaulah benar Ani Yudhoyono dan Ibas terlibat seperti yang dilontarkan Anas, ya buka saja secara transparan.
Demikian juga pemalsuan surat suara melalui IT KPU yang dulu hendak diungkap mantan Ketua KPK Antasari Azhar. Mengingat Anas juga pernah menjadi anggota KPU sebelum direkrut Partai Demokrat, Anas tahu persis adanya kecurangan sistem IT KPU pada Pemilu 2004 yang hendak diungkap oleh Antasari Azhar itu masih menjadi misteri hingga kini. Beranikah Anas mengungkapnya tuntas? Kita tunggu halaman berikutnya dari Anas.
‘’Masa cerita halunisasi ditanggapi. Sudahlah, KPK gak usah repot-repot urusin Hambalang itu semua cerita bohong,’’ kira-kira begitulah Anas Urbaningrum menampik pertanyaan yang dilontakan wartawan kepada dirinya sekitar tuduhan keterlibatannya dalam kasus Hambalang.
Tidak hanya Anas. Hampir seluruh petinggi dan kader Demokrat menyatakan hal yang sama. Nazaruddin pembohong dan pengarang cerita fiktif.
Namun hasilnya kini semua yang diungkapkan Nazaruddin benar adanya. Sudah tiga petinggi Demokrat yang terseret yakni Angelina Sondakh, Andi Mallarangeng dan kini Ketua Umum-nya, Anas Urbaningrum sudah jadi tersangka.
Melihat data-data tersebut dan sekiranya KPK mau dan berai bertindak lebih tegas lagi, tidak tertutup kemungkinan akan banyak lagi tersangka-tersangka lain dalam kasus Hambalang. Dan KPK harus membuktikan omongannya, bahwa mengungkap kasus Hambalang ibarat anak tangga diawali dari tangga paling bawah dan seterusnya menggapai tangga teratas.
Tapi yang menarik lagi dalam kasus megaproyek Hambalang adalah sikap Anas Urbaningrum yang dalam omongannya, tidak beda dengan Nazaruddin saat pertama kali diringkus terus bernyanyi menyebut sejumlah nama yang terlibat dan mengaku akan membongkar tuntas kasus yang melilit dirinya.
Kini, nada yang sama juga dilontarkan Anas Urbaningrum. Anas mengaku akan mengungkap keterlibatan Ani Yudhoyono (istri SBY) dan Sekjen Partai Demokrat, Ibas dalam berbagai kasus serta kasus Bank Century dan pemalsuan surat suara pilpres yang memenangkan SBY melalui IT KPU.
Sejumlah tokoh dan pemanggku negeri ni sudah mendatangi Anas ke kediamannya. Katanya, mereka ingin memberi support dan semangat kepada Anas untuk lebih berani lagi mengungkap tabir sejumlah kasus yang terjadi di negeri ini.
Namun atas omongan dan rencana Anas tersebut, lagi-lagi para petinggi Demokrat menuduh Anas seperti menuduh Nazaruddin yakni berhalunisasi, ngarang, galau, bohong dan sebagainya. Apa yang dituduhkan Anas dulu kepada Nazaruddin, kini dituduhkan mantan rekan-rekannya satu partai kepada dia.
Menarik lagi adalah kalimat Ruhut yang mengatakan Anas tidak mengerti kasus Bank Century sehingga tidak perlu ditanggapi. Kalimat ini persis sama dengan kalimat yang dilontarkan kepada Nazaruddin.
Tapi hasilnya sekarang kita sama-sama menyaksikan semua yang diomongkan Nazaruddin benar adanya. Nama-nama yang disebut-sebut, terbukti terlibat.
Demikian halnya dengan apa yang diungkapkan Anas, masyarakat menunggu keberanian dan konsistensi Anas dalam bersikap. Kalaulah benar Ani Yudhoyono dan Ibas terlibat seperti yang dilontarkan Anas, ya buka saja secara transparan.
Demikian juga pemalsuan surat suara melalui IT KPU yang dulu hendak diungkap mantan Ketua KPK Antasari Azhar. Mengingat Anas juga pernah menjadi anggota KPU sebelum direkrut Partai Demokrat, Anas tahu persis adanya kecurangan sistem IT KPU pada Pemilu 2004 yang hendak diungkap oleh Antasari Azhar itu masih menjadi misteri hingga kini. Beranikah Anas mengungkapnya tuntas? Kita tunggu halaman berikutnya dari Anas.
0 comments:
Post a Comment