Produksi Kopi di Indonesia dewasa ini tengah menempati peringkat empat besar di dunia dilihat dari segi hasil produksi. Kopi Indonesia memiliki cerita sejarah yang panjang dan memiliki menempati satu tangga penting terhadap pertumbuhan perekonomian. Indonesia telah diberkati dengan letak geografisnya yang dinilai cocok dipergunakan sebagai lahan untuk pertumbuhan dan produksi kopi
Pada masa penjajahan, pemerintah Belanda telah banyak membuka perkebunan kopi khususnya di pulau Jawa, Sumatera dan sebahagian Indonesia Timur. Jenis tanaman kopi yang dikembangkan adalah kopi jenis Arabika yang didatangkan langsung dari Yaman.
Pada abad ke-dua puluh perkebunan kopi di Indonesia mulai terserang oleh hama, yang diyakini pada saat itu hampir memusnahkan seluruh tanaman kopi yang ada, hal ini kemudian membuat pemerintah Belanda memutuskan untuk menggantinya dengan jenis Kopi yang lebih kuat terhadap penyakit.
Pemerintah Belanda kemudian menanam kopi Liberika untuk menanggulangi hama tersebut. Varietas ini tidak begitu lama dipertahankan karena juga terserang oleh hama. hingga kini kopi liberika masih ditemui di pulau Jawa, walaupun sudah jarang ditanam sebagai bahan produksi komersial.
Sebelum Perang Dunia II di Jawa Tengah terdapat jalur rel kereta api yang digunakan untuk mengangkut kopi, gula, merica, teh dan tembakau ke Semarang untuk kemudian diangkut dengan kapal laut. Kopi yang ditanam di Jawa Tengah umumnya adalah kopi Arabika.
Kopi Arabika juga banyak diproduksi di kebun - kebun seperti di Bondowoso, Jawa Timur. Sedangkan kopi robusta di Jawa Timur, banyak diproduksi dari kebun - kebun seperti Ngrangkah Pawon (Kediri), Bangelan (Malang), Malangsari, Kaliselogiri (Banyuwangi).
Di daerah pegunungan dari Jember hingga Banyuwangi terdapat banyak perkebunan kopi Arabika dan Robusta. Kopi Robusta tumbuh di daerah rendah sedangkan kopi Arabika tumbuh di daerah tinggi. Saat ini sekitar 92% produksi kopi berada di bawah petani-petani kecil atau koperasi.
0 comments:
Post a Comment